Breaking News
Loading...
Tuesday 14 February 2012

Info Post
1. Cules dan Merengues.

Suporter Barcelona sering disebut Cules, sedangkan Real Madrid terkenal dengan sebutah Merengues. Kenapa bisa?
Saat Barcelona masih bermain di Stadion Calle Industria, penonton berjubel melebihi kapasitas. Sehingga, banyak yng duduk di tembok stadion yang mengelilingi lapangan. Orang-orang yang lewat hanya bisa melihat pantat-pantat dan punggung mereka. Maka, suporter Barcelona pun akhirnya populer dengan sebutan Cules yang dalam bahasa Catalan berarti pantat.

Sedangkan Madrid identik dengan warna serba putih. Mereka pun disebut Merengues, karena mengingatkan puding yang dibuat dari putih telur dan gula yang bernama "Meringues".

2. "Mes que un club".

Barcelona memiliki slogan "More than a club" (Lebih dari sekadar klub sepak bola). Sikap ini membuat "El Clasico" juga jadi dianggap lebih dari sekedar pertandingan sepak bola. Apalagi, Barca adalah simbol Catalan yang selalu ingin merdeka. Bahkan, Catalan punya timnas sepak bola sendiri dan lagu kebangsaan sendiri.

Bahkan, masih sering dijumpai, pendukung Barcelona membentangkan spanduk berbunyi, "Catalonia is not Spain". Mereka tak mau mengakui sebagai bagian dari Spanyol. Mereka juga serinig menyanyikan lagu kebangsaan Catalan setiap bertemu Madrid.

Suporter Madrid biasanya akan merespons dengan menyanyikan lagu kebangsaan Spanyol, "Que Viva Espana". Perang lagu kebangsaan ini juga terjadi pada final Cpa del Rey di Stadion Mestalla baru lalu.

3. Catalunya vs Castille

Barcelona dan Madrid merupakan dua kota terbesar di Spanyol. Hal itu saja sebenarnya sudah cukup untuk membentuk suatu rivalitas. Namun, mereka juga adalah tuan rumah dari dua daerah yang sangat berbeda baik secara kultur dan emosi. Dua kota tersebut juga menghasilkan dua ‘mahzab’ intelektual yang berbeda, dan tentu saja, berseberangan satu sama lain. Barcelona adalah Catalan, Madrid adalah Castillian. Orang-orang Catalan adalah masyarakat yang bebas, sedangkan Castille lebih seperti Keraton-nya Spanyol dan pusat pemerintahan. Perseteruan memuncak ketika Jenderal Franco, orang Madrid, yang beraliran fasisme, ingin ‘membasmi’ daerah Catalan. Jadi, ketika El Clásico digelar dan dimenangi Barcelona, ini merupakan kemenangan seluruh rakyat Catalunya dalam membebaskan diri dari tirani pusat. Jika yang menang adalah Real Madrid, berarti ini adalah kemenangan pemerintah dalam upaya menegaskan kekuasaannya.

4.“Everyone picks a side”

Pernyataan di atas adalah perseteruan ideologi, sosial, dan politik antara kebudayaan daerah yang ingin merdeka dengan pemerintah pusat yang kuat, dan tidak hanya melibatkan FC Barcelona dan Real Madrid, atau Catalunya dan Castille, tetapi juga seluruh masyarakat Spanyol. Ketika duel El Clásico berlangsung, dapat dipastikan, seluruh orang di Spanyol akan terbagi dua. El Clásico mempunyai fungsi yang ‘unik’ yaitu sebagai ‘pembatas transparan’ antara dua daerah dalam satu negara. Suporter dari klub lain, siapa pun mereka, akan memilih salah satu di antara Barcelona dan Real Madrid, berdasarkan kepentingan dan ideologi masing-masing, everyone (should) picks a side.

5. Merupakan anggota dari Liga Terbaik di dunia

Apapun konteks-konteks budaya yang terdapat pada duel El Clásico, tidak akan ada orang luar yang peduli pada pertandingan tersebut ia jika terdapat pada, misalnya, Liga Domestik Siprus. Tapi ini tidak. Duel tersebut berasal dari La Liga Primera, yang merupakan liga terbaik di dunia berdasarkan penilaian FIFA (dalam diskusi debate panjang lainnya, liga-liga lain mungkin saja muncul sebagai liga yang lebih baik, namun setidaknya La Liga adalah salah satu liga sepakbola terbaik di dunia), jadi seluruh perhatian insan sepakbola pasti tertuju ke sana.

6. Dua klub terbaik dari La Liga

Tidak hanya gengsi, namun dominasi kedua tim di La Liga merupakan jaminan panasnya pertandingan ini. Karena kedua tim biasanya berada di pucuk klasemen, maka hasil dari El Clásico menjadi sangat menentukan siapa yang akan merajai liga pada akhir musim. AC Milan vs Intermilan mengkin adalah derby perseteruan dua klub papan atas Serie A, tetapi di sana juga terdapat Juventus dan AS Roma untuk disaingi. Sehingga, kadang-kadang, tifosi merasa pertandingan AC Milan vs Juventus atau Intermilan vs AS Roma menjadi sama krusialnya. Dan hal ini menjadikan signifikasi partai derby kota Milan agak berkurang. Lain halnya dengan Barcelona vs Real Madrid yang begitu menentukan. La Liga memang bukanlah pacuan dua ‘kuda’ saja, tetapi selalu ada dua kuda berwarna ‘merah biru’ dan ‘putih-putih’ yang ikut serta. Dua kuda ini juga belum pernah terdegradasi ke divisi bawah (dan sepertinya tidak akan pernah, baik itu karena kualitas maupun lobi politik mereka yang kuat di Spanyol).

7. Dan pemain-pemain terbaik di dunia

Karena Barcelona dan Real Madrid merupakan dua di antara klub-klub terkaya di dunia, mereka selalu dihuni oleh pemain-pemain terbaik pula. maka, saat kedua tim bertemu maka itulah tempatnya para pemain terbaik dunia berkumpul.

8.Statistik Pertemuan Dalam empat tahun terakhir, Real Madrid seolah tak berdaya menghadapi seteru abadinya, Barcelona, di partai-partai "El Clasico". Baik di Divisi Primera (Liga BBVA) maupun di pentas Eropa, Madrid hanya bisa gigit jari. Namun, secara keseluruhan statistik Real Madrid masih unggul dibanding Barcelona.
Barcelona vs Real Madrid Pertandingan: 160
Barcelona menang: 63
Madrid menang: 67
Gol Barcelona: 252
Gol Madrid: 254Rekor pertemuan "head-to-head"

Barcelona (Spanyol) vs Real Madrid (Spanyol)

27/04/11 UCL SF Real Madrid v Barcelona 0-2
01/05/02 UCL SF Real Madrid v Barcelona 1-1
23/04/02 UCL SF Barcelona v Real Madrid 0-2
23/11/60 UCL R1 Barcelona v Real Madrid 2-1
09/11/60 UCL R1 Real Madrid v Barcelona 2-2
27/04/60 UCL SF Barcelona v Real Madrid 1-3
21/04/60 UCL SF Real Madrid v Barcelona 3-1

- El Clasico di Spanyol untuk pertama kalinya dilangsungkan pada 17 Februari 1902.

- El Clasico antara Real Madrid dan Barcelona tidak hanya terjadi di lapangan, tapi juga dalam bursa transfer. Kasus yang paling terkenal adalah perebutan Alfredo Di Stefano di tahun 50-an. Kedua tim sama-sama mengklaim telah mendaftarkan pemain legendaris Argentina itu sebagai pemain dan membayar transfer ke River Plate. FIFA akhirnya mengintervensi dan meminta kedua tim saling berbagi jatah musim untuk Di Stefano. Namun Barcelona memilih mundur dan Real Madrid membayar kompensasi kepada rival utamanya itu.

- Real Madrid dan Barcelona juga saling bersaing dalam hal jumlah suporter. Hasil riset terakhir Mei 2007, 32.8 persen fans sepakbola di Spanyol lebih berpihak pada Real Madrid, sementara 25.7 persen berkubu Barcelona.

- Di kompetisi domestik La Liga Spanyol, El Clasico dinihari nanti di Santiago Bernabeu menjadi edisi ke-160.

- Raul Gonzalez menjadi pemain yang paling sering mencetak gol di El Clasico. Total, dia sudah melesakkan 11 gol.

- Total ada 24 pemain yang saling bertukar klub dalam satu sesi transfer, baik itu dari Barcelona ke Real Madrid, atau Real Madrid ke Barcelona. Proses transfer yang paling menyita perhatian adalah Luis Enrique (Madrid ke Barca di tahu 1996) dan Luis Figo (Barca ke Madrid di tahun 2000).





0 comments:

Post a Comment

Popular Posts